Ga seharusnya aku ngomong kasar ke Satria, aku harusnya seneng dia mau pedekate sama Bian. Kan tandanya emang cukup sampai kemarin aku sama Satria. Toh sekarang udah ada Bayu yang selalu ada buat aku. Aku harus bisa bener-bener komitmen sama perjanjianku untuk jadi sahabat..
Setelah menenangkan diri, akhirnya aku memberanikan diri untuk meminta maaf pada Satria. Akupun menelepon Satria..
Nasya: "Assalammualaikum Satria.."
Satria: "Iya Sya.. ada apa?"
Nasya: (what? dia nanya ada apa? apa dia lupa ya? pikir nasya dalam hati)
Satria: "Sya, kamu masih disitu?"
Nasya: "Ah iya, aku setuju kok kalo kamu mau pedekate sama Bian. Semoga kamu bisa dapetin Bian ya.."
Satria: "Bian? Tunggu, kamu nyetujuin aku sama Bian?"
Nasya: "Iya kayak yang kamu minta.. Oke udah dulu ya udah malem juga."
Kututup telepon, kemudian aku mencoba menenangkan diri dengan tidur..
Keesokan paginya..
"Waduh telaaaaat, pasti bentar lagi Bayu bakalan jemput ini.." teriak Nasya.
"Syaaaaa sayang, udah ada yang jemput nih.." kata Mama Nasya.
"Iya sebentar maah, disuruh nunggu dulu ajaa.." jelas Nasya.
Setelah menenangkan diri, akhirnya aku memberanikan diri untuk meminta maaf pada Satria. Akupun menelepon Satria..
Nasya: "Assalammualaikum Satria.."
Satria: "Iya Sya.. ada apa?"
Nasya: (what? dia nanya ada apa? apa dia lupa ya? pikir nasya dalam hati)
Satria: "Sya, kamu masih disitu?"
Nasya: "Ah iya, aku setuju kok kalo kamu mau pedekate sama Bian. Semoga kamu bisa dapetin Bian ya.."
Satria: "Bian? Tunggu, kamu nyetujuin aku sama Bian?"
Nasya: "Iya kayak yang kamu minta.. Oke udah dulu ya udah malem juga."
Kututup telepon, kemudian aku mencoba menenangkan diri dengan tidur..
Keesokan paginya..
"Waduh telaaaaat, pasti bentar lagi Bayu bakalan jemput ini.." teriak Nasya.
"Syaaaaa sayang, udah ada yang jemput nih.." kata Mama Nasya.
"Iya sebentar maah, disuruh nunggu dulu ajaa.." jelas Nasya.