Rabu, 23 Maret 2011

aku , kamu , dan dia ( part 3 )

Sesampainya di kampus di pikiranku berkecamuk membayangkan apa yang akan dikatakan Satria nanti saat bertemu. Omongan dosen gak ada satupun yang masuk ke otak aku. Gila banget ini kenapa lagi - lagi kepikiran dia? Inget Randy woy !! Mau aku kemanain Randy yang ada di samping aku sekarang?
Akhirnya matkul terakhir beres juga, saatnya aku ketemu sama Satria. Kucoba menelpon kembali Satria untuk memastikan janji tadi pagi. Kami sepakat bertemu di daerah Depok. Dia sudah ada di sana, dia menungguku datang. Aku tahu sikapku harus biasa saja saat bertemu dengannya jangan ada perasaan lebih itu lagi. Dia menyapaku..
"Nasya, dateng juga akhirnya."
"Lama bukan nunggunya? Sorry.."
"Gapapa, seneng lihat kamu baik - baik saja."
"Iyaa. Udah, maksud kamu ngajak ketemua apa setelah lama banget ngilang?"
"Lho, bukannya kamu yang ngilang ya?"
(dalam hati) "Mampus aku lupa kalau aku sendiri yang ngejauh."
"Nasya?"
"Oh iyaa, aku lupa aku yang menghilang dari kamu. Maaf "
"Kenapa sih kamu masih aja suka minta maaf? Gapapa ko."
"Udah kebiasaan dari dulu."
"Aku mau ngomong ma kamu."
"Apa?"
"Aku sayang sama kamu Sya."
"What? blak - blakan banget kamu! Kamu kan tahu Sat!"
"Iya aku tahu, tapi apa salah aku baru sadar ama ini semua setelah aku dijauhin ma kamu?"
"G..ga..gak salah sih,, itu hak kamu kan kamu yang punya perasaan."

"Aku tahu kamu lagi deket ma orang, dan aku gak maksa itu semua. Aku cuma minta tolong kamu kasih aku kesempatan buat nunjukin kalau aku sayang sama kamu."
"Hmm,, Satria kamu emang cowok yang paling hebat bisa bikin aku nyaman, suka, sayang tapi dengan mudahnya kamu bikin aku sakit hati! Sekarang aku udah ketemu orang baru dalam hidup aku dengan mudahnya pula kamu ngomong sayang ma aku?"
"Iya. Aku tahu aku salah aku minta maaf."
"Kamu gila Sat! Kamu.."
"Aku gila, aku sakit jiwa, aku gak waras, aku brengsek, aku jahat! Kamu boleh maki aku sesuka hati kamu ko."
"Itu gak akan lakuin, kalau kamu mau ngomong ini aku lebih baik pulang."
"Sya, aku anter aja ya?"
"Gak, pengen sendiri dulu aku. Duluan Satria.."
"Iya.."
Aku pun pulang dan setelah pertemuan dengan Satria hari itu tak pernah sekalipun aku angkat telpon darinya. Sms darinya pun tak pernah aku bales. Dilema apa yang aku rasa? Gak mungkin aku memilih kedua orang itu. Aku benar - benar butuh waktu untuk sendiri saat ini. Rasanya pikiranku sangat kacau, dan yang timbul di benakku..
"Maafin aku Randy aku udah jahat sama kamu, aku gak bisa menghapus bayangan Satria yang udah masuk ke kehidupan aku lebih dulu. Aku suka dan nyaman kenal sama kamu, tapi rasa yang aku dapat dari kamu tidak jauh beda dengan kenyamanan waktu aku bersama Satria. Buat kamu Sat, terlalu hebat kamu buat mempermainkan perasaan aku. Takut rasanya jatuh ke lubang yang sama dengan deketin diri aku lagi ke kamu. Aku ngerasa jadi orang bodoh sekarang kalau kasih kamu kesempatan. Tapi, mengenal kalian aku belajar banyak hal dan mendapatkan pengalaman yang menarik sehingga hidup aku berwarna. Sekali lagi makasih banget."
Andai aja ini bisa aku jelasin semua ke mereka apa yang aku rasa. Tapi, aku gak bisa ngelakuin ini semua. Aku butuh waktu yang tepat buat ngasih tahu ini semua dengan perasaan yang udah pasti buat siapa sebenernya perasaan aku. Saat ini yang aku lakuin cuma mengirim sms ke mereka untuk minta waktu menyendiri dulu. Awalnya mereka tidak setuju, tapi akhirnya mereka berpikir dan menyetujuinya. Aku pergi sementara waktu menenangkan pikiran di rumah tante tercinta di Bogor. Mungkin dengan udara segar pedesaan di Bogor aku bisa menjernihkan pikiranku. Seminggu berlalu, ada puluhan sms yang tak pernah kubaca sama sekali dan itu dari mereka berdua. Waktu seminggu ini belum cukup untuk aku mastiin hati aku. Aku yakin sebulan aku nenangin pikiran di Bogor, aku bisa buat keputusan.


Sebulan pun berlalu dan aku kembali ke rumah. Hari Sabtu, waktu dimana aku janjian dengan mereka berdua untuk menjelaskan semuanya. Aku datang lebih dulu dari mereka di tempat tersebut. Tak lama kemudian mereka juga datang.
Satria : "Sya, aku telat sorry yaa.."
Randy : "Aku juga."
Nasya : "Gapapa ko. By the way, langsung aja ya! Aku mau ngasih kejelasan ke kalian siapa yang aku pilih diantara kalian."
Satria & Randy : "Kamu pilih siapa?" (serentak)
Nasya : "Jujur aku bodoh banget sebenernya milih orang ini. Tapi, aku percaya kalau dia mau berubah gak kayak dulu. Jadi, aku pilih kamu Satria. Aku pilih kamu, karena aku sayang ma kamu. Kalau, kesempatan kedua ini gak kamu manfaatin sebaik mungkin, aku bakal pergi dan gak ada kesempatan lagi! Oke?"
Satria : "Kamu pilih aku? Aku seneng , aku gak bakal ngulangin kesalahan aku lagi. Aku cuma sayang ma kamu. Makasih ya sayang."
Nasya : "Iyaa, buat kamu Randy aku makasih banget bisa dikenalin ma cowok kayak kamu. Aku tahu kamu pasti mikir aku jahat banget ma kamu. Tapi, aku mikir lebih baik kita sahabatan aja kamu terlalu baik buat aku. Kamu gak marah kan?"
Randy : "Sya, aku gak marah ko. Aku hargai keputusan kamu, tapi aku masih boleh sayang ma kamu kan? Kalau c beleguk satu ini maenin kamu, aku siap buat ada di samping kamu."
Nasya : "Aku gak pernah ngelarang perasaan kamu itu ko. Kalau emang dia nyakitin aku lagi, aku pasti cerita sama kamu. Makasih yaa.."
Malam itu rasanya lega banget aku udah bisa teges ma perasaan aku sendiri. Tinggal lihat aja gimana mereka nanti..

2 komentar: