Komunikasi itu berlanjut antara Echa dan Rio. Hari - hari Echa bahagia karena Rio kembali di dekatnya. Tapi, di satu sisi Echa mulai takut ada tumbuh perasaan yang dulu pernah dy rasakan terhadap Rio. Memang sudah ada komitmen kalau mereka hanya bersahabat. Dan ternyata benar, lama - kelamaan Echa merasakan kenyamanan itu lagi yang membuatnya berfikir untuk menjauh lagi dari kehidupan Rio. Saat Echa berfikir, tiba - tiba Rio sms..
"Cha, kamu lagi apa?"
"Ini Rio, aku lagi di kampus kuliah."
"Kamu kenal ma Nia?"
"Iya, kan dia satu kampus ma aku cuma dia masuk duluan daripada aku."
"Dia berarti sama dong kayak aku?"
"Iya, kenapa?"
"Kalau aku mau deket ma dia ada kesempatan gak? Aku tau dia masih stuck ma mantannya dari note - note dia."
"Ehm,, coba ajaa tapi aku tau waktu masa - masa dia ma pacarnya Dika. Soalnya Dika adik kelas aku waktu SMP."
"Bantu aku ya Cha, kamu kan pengalaman masalah kayak gini."
Dalam hati (What? Gue bantu lu? Gue nyakitin diri gue sendiri ini mah!) "Yaa aku coba nanti ya, tapi kalau kamu tanya no. hapenya Nia aku gak punya."
"Makasih ya Cha.."
Setelah smsn itu Echa jadi kalut dan galau ma perasaannya karena tahu Rio mau ngedeketin cewek baru lagi. Tapi, emang mungkin ini udah jalannya buat Echa ma Rio. Akhirnya rasa ingin ngejauh itu muncul lagi dan kali ini bener - bener pasti. Echa pun mulai cari - cari masalah supaya Rio kesel walaupun emang gagal juga. Sampai suatu saat Rio ngerasa Echa mulai beda jadi orang yang gak bisa kontrol masalahnya sendiri dan gak bisa mikir pake cara - cara sehat. Rio mencoba menghibur Echa dengan mengajaknya jalan bersama teman - teman Rio yang dikenal Echa lewat sms juga seperti awal Echa mengenal Rio. Setelah diajak Rio, Echa pun mau ikut acara jalan - jalan tersebut. Selain menghibur dirinya, Echa juga berfikir ini terakhir kalinya dia jalan dengan Rio. Sungguh sulit dimengerti perasaan Echa saat itu. Namun, Echa yakin dia bisa mengontrol dirinya saat diajak jalan nanti.
Hari itu malam minggu, Rio pun bersama temannya datang menjemput Echa dengan mobil. Saat itu, Echa benar - benar dibuat senang oleh sahabat - sahabat Rio. Tapi,, di satu sisi setiap melihat Rio ada rasa sakit di hati Echa. Namun, semua itu dia tahan sendiri. Jam demi jam, menit demi menit, detik demi detik sudah membuat Echa lupa waktu dan tak terasa sudah hampir jam 11 malam. Akhirnya, Rio mengusulkan untuk mengantar Echa pulang. Ada banyak kata - kata yang ingin dikatakan Echa pada Rio.
"yo, andai kamu tahu kamu tuh udah salah masuk hidup aku. Kenal kamu bikin aku seneng dan nyaman. Selain itu, kenal kamu ngerasa ada yang mau dengerin pendapat aku. Kenapa kamu dateng ngacauin semua pikiran aku? Kenapa kamu baik dan perhatian gini? Aku gak mau sakit lagi yo.."
Andai aja semua ini didenger langsung ma Rio, pasti bakal ada jawaban buat Echa. 3 hari berlalu niat Echa jaga jarak dari Rio bakalan dilakuin juga. Mulai dari ngirim sms yang aneh yang bikin Rio banyak nanya "kamu kenapa? Cerita ma aku kalau ada masalah." Padahal, masalah itu ada karena Rio sendiri. Tapi, kenapa dia gak nyadar juga. Akhirnya, Echa pun jujur kalau dia pingin ada jarak sementara waktu ini. Rio jadi bingung mengapa tiba - tiba Echa ingin ngejauh lagi. Awalnya, sulit bagi Rio menerima keputusan Echa tapi setelah mendengar penjelasan Echa dia mau mencobanya. Awalnya memang diliputi dengan ribut - ribut kecil tapi ujungnya mereka membuat komitmen untuk saling mengontrol diri masing - masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar