Well, kehidupanku memang 2 tahun kemarin dengan Satria baik - baik aja. Randy dan Nania pun balikan lagi berkat usaha keras Nania untuk merubah dirinya jadi lebih baik. Aku tak tahu kenapa akhir - akhir ini timbul rasa jenuh yang memuncak dalam hubungan aku sama Satria. Aku ngerasa Satria jadi cuek dan gak peduli sama aku, mungkin aja sih emang dia bosen sama aku. Aku gapapa sebenarnya karena itu wajar banget. Tiada hari tanpa berantem, sebenarnya semua ini gak pengen sih terjadi. Cuma mau gimana? Dia yang bikin semua ini terjadi. Contohnya..
"Sat, kamu kemana sih biasa banget setelah 2 tahun ini gak pernah ada kabar. Bosen sama aku? Ngomong!"
"Sya, kenapa mesti diungkit sih? Aku gak bosen cuma butuh waktu buat sendiri dulu aja."
"Butuh sendiri? Ada masalah cerita udah 2 tahun harusnya saling terbuka!"
"Udah ntar aja diceritain, bosen aku denger kamu ngoceh mulu!"
"Yaudah lo lo gue gue aja sekarang!"
"Okee!!"
Barusan salah satu percakapan yang sepele banget dan bikin emosi. Hal ini gak cuma terjadi sekali dua kali tapi sering banget. Sampai akhirnya, aku dan dia mutusin buat introspeksi diri masing - masing. Akhirnya, aku dengan dunia aku dan dia dengan dunianya. Komunikasi makin gak lancar banget di antara aku dan Satria. Mungkin tepatnya kami mengambil keputusan untuk gak sama - sama lagi setelah 2 tahun itu. Sekarang aku mengenal pria baru namanya Bayu. Pertama kenal dia mahasiswa pindahan dari luar kota, katanya sih pindah karena gak betah di sana. Awalnya juga aku gak deket sama Bayu, tapi karena dia sering ngajak ngobrol jadinya ya deket.
"Sya, pulang ngampus maen yuk?"
"Wah, Bayu aku harus pulang cepet hari ini."
"Kenapa emang?"
"Ada acara ulang tahun adik aku."
"Oh, yaudaah Bayu anter pulang aja yah?"
"Gak ngerepotinkah?"
"Gak ko."
"Tapi, Bayu aku mau beli kado dulu nanti."
"Sip, ditemenin cari kado."
"Makasih."
"Sama - sama."
Yap, seperti kata Bayu kita akhirnya pulang bareng dan mampir dulu ke mal buat nyari kado adik aku. Dia banyak kasih saran buat kado yang bakal aku kasih ke adik aku. Tak kusangka di mal itu aku bertemu Satria dan dia sendirian. Kucoba untuk menyapanya walaupun kami sudah putus bukan berarti aku gak bisa bersahabat sama dia.
"Sat, apa kabar? Lagi ngapain?"
"Lagi nyari kado buat adik kamu, sekarang ultah kan?"
"Hah? iya, dia ultah. Kamu masih inget?"
"Iya, mumpung kamu di sini aku nitip aja kadonya gimana? Lagian ada cowok yang lagi sama kamu gak enak juga aku ke rumah kamu."
"Ah, iya aku kenalin ke kamu Satria. Dia Bayu dan Bayu ini Satria mantan aku."
"Oke, seneng bisa kenalan sama lo Satria."
"Iya."
"Boleh minta nomer hape lo?"
"Buat apa?"
"Buat tanya info aja, boleh?"
"Sorry, gak bisa."
"Well, gapapa usaha sendiri aja kalo gitu gue."
"Bay, usaha buat apaan?"
"Ngedeketin lo Sya."
(deg..blak - blakan amat ni Bayu. Mana di depan Satria! Muka Satria juga aneh.)"Bercanda aja lo Bay."
"Yaudah, selamat usaha gue mau pergi."
"Hati - hati Sat kamu ya, kadonya bakal aku kasih."
"yaa.." (Satria pun pergi meninggalkan aku dan Bayu)
Lalu, aku dan Bayu pun pulang ke rumah setelah mendapatkan kado yang pas buat adikku. Sesampainya di rumah aku ajak Bayu ikut masuk, tapi dia menolak. Lalu akhirnya Bayu pulang. Masih terpikir olehku mengapa wajah Satria masih aneh saat mendengar Bayu mau pedekate sama aku? Emang aku udah gak berhak tau tentang Satria lagi. Mungkin itu juga cuma perasaan aku aja. Acara ulang tahun berjalan lancar, dan pikiranku tentang Satria tadi hilang seketika. Seperti biasa Bayu sms aku dengan nada perhatian. Aku gak munafik kalo aku masih belum bisa berhubungan ma cowok dulu. Aku masih inget masa - masa bareng Satria. Aku rasa cuma aku yang mikir gini dan Satria mungkin juga udah lupa. Damn, pikiran apalagi ini tentang Satria! Sekarang itu gimana caranya buat aku bisa mandang Bayu dan gak jadiin dia pelarian aku. Karena pikiran - pikiran ini membuat kepalaku pusing dan memutuskan untuk tidur melepas kelelahanku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar